Metamorfosis Nyamuk

Ada lebih dari 3.000 spesies nyamuk di dunia, yang terbagi dalam 39 genus. Culex spp (nyamuk rumah) dan Aedes aegypti (nyamuk demam berdarah) adalah dua yang paling umum.

Terlepas dari spesiesnya, setiap nyamuk menjalani siklus hidup yang sama, yang disebut dengan metamorfosis nyamuk.

Yuk, pelajari lebih lanjut pembahasan lengkapnya dari kurikulum.id berikut tentang bagaimana serangga berdengung ini berkembang biak, tumbuh, dan hidup.

Pengertian Metamorfosis Nyamuk

Pengertian-Metamorfosis-Nyamuk

Metamorfosis berarti siklus hidup. Pada nyamuk, total siklus hidupnya memakan waktu sekitar 1 hingga 3 bulan, tergantung spesies dan lingkungan sekitar.

Nyamuk mulai berkembang biak sekitar 28 jam setelah mencapai usia dewasa.

Biasanya, nyamuk betina hanya perlu melakukan reproduksi sekali, dan ia bisa terus menghasilkan telur selama sisa hidupnya.

Tahapan Metamorfosis Nyamuk

Tahapan-Metamorfosis-Nyamuk

Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna, karena melewati empat tahap perkembangan yang berbeda. Keempat tahapan ini adalah:

1. Telur

Setelah mendapatkan protein dan energi dengan menghisap darah, nyamuk betina bisa langsung bertelur sebanyak 50 hingga 500 butir. Telur-telur ini berwarna putih dan berukuran super kecil, sekitar 0,5 mm. Namun setelah beberapa jam, warna telurnya akan berubah menjadi semakin gelap (hitam).

Nyamuk betina suka bertelur di dekat atau di dalam genangan air, air yang bergerak sangat lambat, permukan tanah basah, pangkal beberapa tanaman, atau tempat-tempat lain yang pasti terkena air akibat hujan, irigasi, atau banjir.

Lokasi peletakan telur nyamuk tergantung pada spesiesnya. Beberapa spesies, seperti Culex, Anopheles, dan Culiseta, biasa menumpuk telurnya di atas satu sama lain untuk membentuk “rakit” di atas permukaan air, seperti di parit, genangan air dari sistem pembuangan kotoran, wadah minum burung, dan ban bekas.

Sedangkan jenis nyamuk Aedes aegypti menggunakan metode yang berbeda, yaitu lebih suka bertelur di lubang pohon yang terdapat genangan air atau di tanah berlumpur. Nyamuk ini paling banyak muncul saat musim hujan atau banjir.

Lama waktu untuk penetasan telur nyamuk sangat tergantung pada suhu lingkungan di sekitar, makanan, serta jenis dari nyamuk itu sendiri. Namun biasanya, antara 24 hingga 72 jam setelah terkena air.

2. Larva

Setelah telur menetas, lahirlah jentik-jentik nyamuk, yang dikenal dengan nama larva instar. Habitatnya adalah di sekitar permukaan air.

Sebagai mekanisme pertahanan, larva dapat menyelam lebih dalam ke air dengan berenang dalam gerakan “S” yang khas (seperti bergoyang), yang membuatnya mendapat julukan jentik-jentik.

Larva nyamuk bernafas melalui siphon, yaitu sebuah tabung udara yang terletak di pangkal perut.

Sedangkan di bagian mulutnya terdapat serabut-serabut seperti sikat yang digunakan untuk menelan partikel.

Dalam 8 hingga 10 hari, larva nyamuk akan tumbuh hingga empat kali lebih besar, dan mengalami ganti kulit selama empat kali. Pada tahap ganti kulit terakhir, panjang tubuhnya akan mencapai 1,27 cm.

3. Pupa (Kepompong)

Tak hanya kupu-kupu, ternyata nyamuk juga mengalami fase kepompong lho. Selama tahapan ini, pupa tinggal di dekat permukaan air jernih, biasanya selama 1 hingga 4 hari.

Prosesnya sendiri tidak jauh berbeda dengan ulat yang berubah menjadi kupu-kupu, yaitu terjadi pembentukan dan perkembangan antena, sayap, dan struktur tubuh serta perubahan sistem pernafasan.

Namun tidak seperti kepompong kupu-kupu yang hanya berdiam diri, pupa nyamuk ternyata masih bisa aktif lho. Mereka masih dapat bergerak dengan lincah di permukaan air, hanya saja tidak makan.

Hal ini karena pupa nyamuk masih harus menghirup udara di permukaan air dan berpindah tempat saat tempat awalnya terkena banyak sinar, tertutup bayangan, atau terdapat gangguan lainnya.

Pupa nyamuk bergerak dengan cara bergulir atau menjatuhkan diri ke air yang lebih dalam.

Hampir mirip dengan tahap larva, pupa nyamuk juga berwarna putih transparan, tapi bentuknya tidak lurus memanjang, melainkan menggulung/melengkung seperti udang.

4. Nyamuk Dewasa

Selama proses istirahat di permukaan air, pupa nyamuk akan menumbuhkan dan mengembangkan kaki serta sayap yang cukup kuat.

Setelahnya, terbentuklah nyamuk dewasa dengan tampilan baru berupa enam kaki panjang, satu buah antena, dan dua sayap bersisik yang terbentuk dari kulit pupa bagian atas yang terbelah.

Saat pertama kali keluar dari kulit kepompong, nyamuk akan sejenak mengapung di permukaan air untuk memulihkan tenaga.

Setelah sayap dan tubuhnya mengeras, nyamuk akan terbang untuk mulai mencari nektar sebagai makanan pertamanya.

Setelah 1-2 hari, nyamuk akan mulai mencari pasangan untuk menghasilkan keturunan. Selanjutnya, nyamuk betina akan mulai menghisap darah untuk makan dan menghasilkan telur.

Beberapa ciri fisik dari nyamuk dewasa berjenis kelamin jantan dan betina adalah sebagai berikut:

✓   Nyamuk betina memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada nyamuk jantan. Nyamuk betina lebih gemuk dan pendek. Sedangkan si jantan lebih panjang dan kurus.

✓   Hanya nyamuk betina yang mengkonsumsi darah (sebagai asupan protein saat masa bertelur), sedangkan nyamuk jantan memakan sari tanaman atau bunga.

✓   Nyamuk jantan dewasa biasanya hidup selama 1 hingga 2 minggu, sementara nyamuk betina bisa hidup hingga 1 bulan.


Simak Juga: Metamorfosis Kecoa


Gambar Metamorfosis Nyamuk

Gambar-Metamorfosis-Nyamuk

Berikut adalah beberapa gambar pendukung untuk membantu Anda lebih mudah memahami penjelasan di atas:

◼  Telur nyamuk yang berbentuk ‘rakit’

Telur-nyamuk-yang-berbentuk

◼  Telur nyamuk biasa

Telur-nyamuk-biasa

◼  Larva nyamuk / jentik-jentik

Larva-nyamuk

◼  Pupa nyamuk

Pupa-nyamuk

◼  Nyamuk dewasa

Nyamuk-dewasa

◼  Siklus hidup nyamuk

Siklus-hidup-nyamuk

Metamorfosis nyamuk terjadi dalam empat fase, yaitu telur – jentik-jentik (larva) – pupa – nyamuk dewasa. Karena melalui empat tahapan, nyamuk termasuk ke dalam kelompok hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.

Tidak seperti hewan lain yang butuh beberapa kali kawin, nyamuk betina hanya membutuhkan sekali kawin dengan sang jantan, dan ia bisa terus bertelur selama sisa hidupnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top