Anda pasti sudah sering mendengar kata inflasi entah itu dari pemerintah, sudut pandang ekonomi atau wawancara orang lain karena sering dikaitkan dengan keadaan ekonomi suatu negara, instansi, lembaga atau perusahaan.
Lalu apa sih sebenarnya pengertian inflasi ini? Apa perbedaannya dengan deflasi dan kira-kira apa penyebabnya?
Silahkan simak ulasan detailnya di Cryptowi berikut ini.
Pengertian Inflasi Adalah
Inflasi adalah sebuah kondisi dimana harga seluruh barang mengalami kenaikan secara kontinu dan dalam waktu yang cukup panjang.
Tidak bisa dikatakan inflasi jika bersifat sementara. Kondisi yang demikian menyebabkan penurunan nilai mata uang.
Secara singkat terjadi karena beberapa faktor. Pertama adalah konsumsi masyarakat yang meningkat, peningkatan likuiditas, distribusi tidak lancar.
Serta jumlah uang yang beredar dinilai lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Inflasi bisa dibilang sebagai kondisi ekonomi yang sulit ditangani secara tuntas. Pemerintah biasanya hanya mengurangi atau mengendalikannya saja.
Dapat diambil kesimpulan bahwa inflasi merupakan sebuah proses, bukan hanya berbicara tentang tinggi rendahnya harga tapi keadaan secara terus menerus dengan kenaikan harga barang dalam jumlah yang banyak.
Berdasarkan beberapa definisi di atas apakah Anda sudah berhasil menangkap intinya? Jika sudah mari beralih ke pendapat para ahli.
Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli
Beberapa pakar ekonomi turut memberikan pendapat dan definisi tentang inflasi, berikut ini diantaranya:
1. Dwi Eko Waluyo
Dwi Eko Waluyo memberikan pengertian dari inflasi yaitu salah satu wujud dari penyakit ekonomi yang sering dirasakan hampir seluruh negara di dunia. Ditandai dengan kecenderungan kenaikan harga barang dalam jumlah yang banyak secara terus menerus atau berkelanjutan.
2. Farkin dan Bade
Menurut keduanya, jika digambarkan dengan kurva maka inflasi adalah pergeseran tingkatan harga ke atas. Hal tersebut dikaitkan dengan harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
3. Bambang dan Aristanti
Definisi yang diberikan Bambang dan Aristanti hampir sama dengan beberapa tokoh di atas. Ia memberikan pengertian bahwa inflasi merupakan sebuah proses kenaikan harga barang-barang umum secara continue, yang mana kondisi ini akan menyebabkan turunnya minat beli masyarakat karena menurunnya pendapatan ketika inflasi.
4. Eachern
Inflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan secara terus menerus pada rata-rata tingkat suatu harga. Apabila berfluktuasi (bulan ini naik dan bulan depan turun) maka itu tidak bisa dikatakan sebagai inflasi.
5. Nanga
Inflasi bisa dikatakan sebuah gejala ketika tingkat dari 1 harga mengalami kenaikan secara terus menerus. Apabila terjadi pada satu masa saja, maka tidak bisa disebut dengan inflasi.
Pengertian Inflasi dan Deflasi
Beberapa pengertian inflasi sudah dijelaskan di atas, Anda pasti sudah memahaminya.
Nah, deflasi adalah kebalikannya yaitu penurunan harga barang dalam periode tertentu dan berlaku dalam jangka waktu yang cukup lama.
Lebih jauh lagi, tidak hanya harga yang menurun tetapi juga hal yang berkaitan dengan finansial lainnya seperti gaji karyawan, daya beli dan biaya produksi.
Apabila deflasi sudah terjadi maka pedagang umum akan sulit mendapatkan keuntungan karena mau tidak mau ia harus menurunkan harga produknya.
Walaupun harga barang sudah murah tapi rasio keuangan tetap rendah sehingga barang yang diinginkan tetap saja tidak bisa dibeli.
Lebih parahnya jika terjadi di suatu negara maka perputaran ekonomi menjadi lesu karena banyak perusahaan yang menarik produknya bahkan gulung tikar.
Jadi Anda sudah paham kan, jika inflasi adalah kenaikan harga maka deflasi yaitu penurunan harga.
Contoh Inflasi
Contoh inflasi yang paling nyata adalah terjadi di negara Amerika Serikat.
Berdasarkan Biro Statistik Tenaga Kerja yang ada di sana, harga gas berada di tingkat inflasi sebesar 3,10% per tahunnya (terjadi dalam rentan waktu 2000-2019).
Tangki gas yang ada di tahun 2000 berharga $20 dan dikenakan biaya lebih dari $35 di tahun 2019.
Nilai tersebut merupakan peningkatan yang cukup besar karena tingkat inflasi pada periode tertentu sebesar 1% dari tingkat secara keseluruhan.
Jika di Indonesia, barang yang paling berpotensi mengalami inflasi adalah kopi, mengingat semakin banyak peminat dan cafe baru.
Misalkan harga tahun ini Rp. 30.000 belum tentu di tahun selanjutnya masih sama.
Berdasarkan data penelitian yang sudah dilakukan kopi memiliki tingkat inflasi antara 8-10% per tahunnya.
Jika dihitung berdasarkan nilai mata uang, maka di tahun 2035 harga kopi bisa mencapai Rp. 86.000. Cukup tinggi bukan?
Penyebab Inflasi
Inflasi bisa terjadi karena beberapa faktor di bawah ini yaitu:
1. Pasokan Uang
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa kelebihan pasokan mata uang dalam perekonomian merupakan penyebab utama terjadinya inflasi. Saat ini negara-negara di dunia telah menggeser metode penilaian uang secara modern yaitu ditentukan oleh jumlah mata uang yang beredar, diikuti dengan persepsi masyarakat tentang nilai uang itu.
2. Nilai Tukar
Anda pastinya sudah paham jika dalam perdagangan global, nilai tukar ini turut memainkan faktor penting dalam penentuan tingkat inflasi. Hal ini disebabkan karena ekonomi dengan eksposur ke pasar asing bisa berfungsi berdasarkan nilai dolar.
3. Hutang Nasional
Hutang nasional dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pengeluaran negara. Jika berada di situasi ini yaitu hutang negara terus meningkat maka diberikan dua opsi pilihan yaitu uang tambahan untuk melunasi hutang atau pajak dinaikkan.
Simak juga: √ Pengertian Pajak: Manfaat, Fungsi ( Secara Jelas )
Berdasarkan pengertian inflasi dan perbedaannya dengan deflasi di atas, dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat Indonesia adalah naiknya harga rumah. Berdasarkan data, bisnis properti naik 15% per tahunnya. Diprediksikan di tahun 2030 kemungkinan susah untuk mendapatkan lagi rumah seharga 300 juta tapi 2,3 milyar.