Pengertian Stakeholder: Peran, Klasifikasi, Contoh Kasus

Bagi orang awam mungkin masih asing dengan istilah stakeholder, padahal stakeholder ini seringkali digunakan pada beberapa perusahaan baik itu perusahaan besar ataupun kecil sekalipun.

Adapun penjelasan stakeholder secara umum yaitu kelompok orang-orang yang saling berhubungan dalam sebuah perusahaan.

Namun supaya bisa lebih jelas dan paham, sebaiknya Anda simak dengan baik-baik ulasan dari Cryptowi dibawah ini.

Pengertian dari Stakeholder

Pengertian-dari-Stakeholder

Pengertian stakeholder adalah sesorang ataupun beberapa kumpulan orang yang memiliki hubungan saling keterkaitan dan sama-sama memiliki kepentingan bagi sebuah perusahaan.

Setiap stakeholder pastilah mempunyai kekuasaan dan kepentingan masing-masing terhadap perusahaan.

Semua stakeholder memiliki peran masing-masing baik secara pasif ataupun secara aktif.

Stakholder tersebut berguna agar semua kegiatan yang ada di perusahaan dapat terbagi dan terorganisir berdasarkan bagiannya masing-masing.

Namun, hal yang perlu diingat bahwa stakeholder belum tentu semuanya memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Siapa Saja Stakeholder

Siapa-Saja-Stakeholder

Stakeholder memiliki cakupan yang cukup luas.

Karena luas itulah, stakeholder terbagi menjadi beberapa jenis.

Beberapa jenis stakeholder tersebut antara lain adalah:

1. Stakeholder Primer

Stakeholder primer merupakan jenis stakeholder yang berhubungan dengan pembuat kebijakan secara langsung.

Stakeholder primer juga berhubungan secara langsung dengan para pembuatan proyek dan juga program kerja pada perusahaan.

Adapun beberapa contoh stakeholder primer antara lain adalah manager publik dan juga tokoh masyarakat.

Manager publik disebut sebagai stakeholder primer dikarenakan manager tersebut merupakan lembaga yang berhubungan langsung dengan public.

Manager publik ini juga bertanggung jawab dalam mengambil sebuah keputusan yang berhubungan dengan kepentingan publik dan juga implementasinya.

Tokoh masyarakat disebut sebagai stakeholder dikarenakan memiliki kuasa dalam mewakili masyarakat luas.

Masyarakat luas biasanya merupakan pihak yang paling besar terkena dampak dari kebijakan yang dibuat oleh suatu perusahaan.

Fungsi dari tokoh masyarakat adalah untuk mewakili dari masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya.

2. Stakeholder Sekunder

Stakeholder sekunder merupakan jenis stakeholder yang tidak memiliki hubungan langsung terhadap kebijakan yang dibuat oleh sebuah perusahaan.

Stakeholder sekunder ini memiliki kepentingan dalam menyuarakan pendapatnya untuk mendukung pendapat dari stakeholder utama.

Adapun beberapa stakeholder sekunder antara lain adalah lembaga pemerintahan dan lembaga swadaya masyarakat.

Lembaga swadaya masyarakat memiliki peran dalam membantu menyuarakan aspirasinya apabila proyek yang dilakukan perusahaan dapat menggangu kepentingan masyarakat.

Sedangkan lembaga pemerintah berperan dalam mengawasi sebuah proyek yang dibuat oleh perusahaan, apakah proyek tersebut bermanfaat atau justru merugikan bagi masyarakat luas.

3. Stakeholder Kunci

Stakeholder lainnya yang berperan dalam sebuah proyek perusahaan adalah stakeholder kunci.

Stakeholder kunci biasanya terdiri dari sebuah instansi ataupun lembaga legislatif yang memiliki kewenangan khusus dalam sebuah proyek.

Beberapa contoh stakeholder kunci antara lain adalah pemerintah kabupaten, DPRD Kabupaten, ataupun dinas-dinas tertentu.

Klasifikasi Stakeholder

Klasifikasi-Stakeholder

Klasifikasi stakeholder bertujuan untuk mengelompokkan stakeholder sesuai dengan kekuatan, tingkat pengaruh dan pengaruh yang ditimbulkan terhadap proyek.

Ada empat hal utama untuk mengklasifikasikan stakeholder, yakni:

1. Stakeholder Internal

Stakeholder internal adalah mereka yang termasuk dalam bagian organisasi kewirausahaan, seperti karyawan atau manajer

2. Stakeholder Eksternal

Stakeholder eksternal adalah kelompok seperti pemasok atau pelanggan yang umumnya tidak dianggap sebagai bagian dari organisasi.

Meskipun klasifikasi ini baik-baik saja, sebenarnya ini menjadi semakin sulit dalam organisasi kewirausahaan modern untuk membedakan kedua tipe tersebut ketika karyawan mungkin merupakan subkontraktor dan pemasok yang mungkin merupakan organisasi lain dalam kelompok yang sama.

3. Stakeholder Sukarela

Stakeholder sukarela dapat memilih untuk menjadi stakeholder atau tidak bagi suatu organisasi. Misalnya pemasok dapat memilih untuk tidak berurusan dengan organisasi.

4. Stakeholder tidak Sukarela atau Tidak Disengaja

Stakeholder tidak sukarela atau tidak disengaja adalah mereka yang tidak dapat memilih untuk menjadi stakeholder atau tidak bagi suatu organisasi kewirausahaan.

Masyarakat lokal atau lingkungan tidak dapat membuat pilihan ini dan karena itu harus dianggap sebagai pemangku kepentingan yang tidak disengaja.

Panduan PMBOK, merekomendasikan empat model di bawah ini untuk mengklasifikasikan stakeholder:

  • Kekuatan dan Minat

Stakeholder diklasifikasikan berdasarkan kekuatan dan tingkat minat mereka pada hasil proyek. Grid kekuasaan / bunga dapat digunakan untuk klasifikasi.

  • Kekuatan dan Pengaruh

Stakeholder diklasifikasikan berdasarkan kekuatan dan tingkat pengaruhnya terhadap hasil proyek. Grid kekuasaan / pengaruh dapat digunakan untuk klasifikasi.

  • Pengaruh dan Dampak

Stakeholder dikelompokkan berdasarkan pengaruh dan dampaknya terhadap hasil proyek. Kotak pengaruh / dampak dapat digunakan untuk klasifikasi.

  • Kekuasaan, Urgensi, dan Legitimasi

Stakeholder diklasifikasikan berdasarkan kekuatan, urgensi, dan legitimasi mereka. Model arti-penting dapat digunakan untuk klasifikasi.

Baca Juga: Penjelasan CSR

Peran Stakeholder

Peran-Stakeholder

Dalam bisnis, stakeholder biasanya adalah investor di perusahaan Anda yang tindakannya menentukan hasil keputusan bisnis Anda.

Stakeholder tidak harus menjadi pemegang saham ekuitas.

Berikut peran stakeholder dalam suatu perusahaan:

1. Pengambilan Keputusan

Pertemuan para stakeholder yang paling umum di perusahaan publik adalah dewan direksi yang terdiri dari eksekutif tingkat tinggi dan orang luar yang sesekali memegang saham dalam jumlah besar di perusahaan.

Salah satu dari stakeholder ini memiliki kekuatan untuk mengganggu keputusan atau memperkenalkan ide-ide baru kepada perusahaan.

Dewan direksi memiliki kekuatan untuk menunjuk semua tingkatan manajemen senior termasuk CEO dan menghapusnya jika perlu.

Anggota dewan menentukan masa depan perusahaan dan terlibat dalam semua keputusan bisnis utama.

2. Hati Nurani Perusahaan

Stakeholder besar umumnya adalah investor terkenal yang ingin menghindari perusahaan yang menginjak-injak hak asasi manusia dan hukum lingkungan.

Mereka memantau kegiatan outsourcing dan inisiatif globalisasi perusahaan Anda serta diperbolehkan menentang keputusan bisnis Anda jika dianggap membahayakan tujuan jangka panjang perusahaan.

3. Tanggung Jawab Lain

Tentu saja, ini hanya gambaran luas dari tanggung jawab stakeholder.

Idealnya, Anda akan memiliki stakeholder yang peduli pada kedua masalah yang telah disebut di atas, tetapi lebih sering daripada tidak.

Laba jangka pendek lebih diutamakan oleh stakeholder daripada keberlanjutan jangka panjang.

Meskipun stakeholder dapat memiliki perusahaan Anda, lebih mudah untuk mengontrol investor Anda ketika perusahaan Anda dimiliki secara pribadi daripada yang diperdagangkan secara publik.

Sering kali, arus besar uang tunai dari IPO yang sukses ternyata merupakan kesepakatan dengan iblis ketika perusahaan Anda tiba-tiba diambil alih oleh dewan direksi yang menggulingkan Anda.

Namun di sisi lain, para stakeholder dapat membuat perusahaan Anda tetap berpijak dan fokus pada produk-produknya yang paling menguntungkan dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan perusahaan Anda.

Contoh Kasus Stakeholder Perusahaan

Contoh-Kasus-Stakeholder-Perusahaan

Adapun beberapa contoh kasus stakeholder pada perusahaan adalah para investor yang menginvestasikan sebagian uangnya untuk sebuah proyek.

Kemudian ada juga karyawan yang bertugas membangun dan mengerjakan proyek tersebut agar memiliki hasil yang baik dan memuaskan.

Selain kedua stakeholder tersebut, terdapat juga supplier yang berfungsi sebagai penyedia bahan baku guna kepentingan produksi ataupun pembangunan dari sebuah proyek.

Jika suplai bahan baku terhambat, maka proses produksi dan pengerjaan proyek pun akan terhambat juga.

Sehingga peran dari supplier juga sama pentingnya dengan peran stakeholder lainnya.

Semua stakeholder memiliki perannya dan kepentingannya masing-masing terhadap lancarnya suatu proses produksi ataupun pengerjaan proyek. Tanpa adanya koordinasi dan tanggung jawab dari setiap stakeholder, maka proyek tidak akan berjalan secara lancar dan menghasilkan hasil yang baik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top